Wednesday, August 15, 2007

There is a lot of thing to think about but nothing to worry about..


Judul di atas di ambil dari pernyataan seorang pria, suami dan ayah dari beberapa orang anak, yang tengah bertarung melawan kanker yang menggerogoti dirinya.
Kata-kata tesebut selalu diucapkannya sepanjang hidup, ketika ia sendiri nyaris putus asa dengan apa yang dialaminya.
Kata-kata tersebut juga selalu diucapkannya kepada istri tercinta, ketika ia begitu tertekan dengan beban hidup yang ditanggungnya sendiri untuk membiayai keluarga sepanjang masa perawatan suaminya.
Kata-kata tersebut diucapkan kepada anak-anaknya yang begitu takut kehilangan dirinya.
Bahkan, kata-kata tersebut juga diucapkan kepada sanak saudara, kerabat dan sahabat yang mengunjunginya di rumah sakit, ketika mereka berlinang air mata melihat penderitaan dirinya.
Hingga waktu itu tiba, ia pergi untuk selama-lamanya..

****

Kata-kata ini menggema,
Hingga ke telinga sebuah produser reality show "Bedah Rumah" di AS.
Bukan sekadar mereka ingin memberikan sebuah rumah yang layak untuk keluarga ini.
Namun lebih dari itu, juga untuk dedikasi keluarga ini untuk selalu menyampaikan pesan almarhum kepada siapapun, menguatkan mereka yang lemah dan memberikan inspirasi bagi mereka yang putus asa.
Kalimat ini menjadi mantra peneguh hati, obat penawar dan bahkan kalimat iman.
Tayangan reality show tersebut bukan saja menunjukkan nuansa kehidupan sebuah keluarga bersahaja di tengah kehidupan masyarakat AS, namun juga menyebarkan mantra ini hingga ribuan mil dari kehidupan keluarga ini.

****

There is a lot of thing to think about but nothing to worry about.. Aku ingin sejenak merenungkannya...

Monday, August 13, 2007

Farewel from Kontras

Dearest Colleagues and Friends:

After 8 amazing intense years at KONTRAS, I am leaving. 3 of August 2007 will be my last day to work as the member of Kontras working committee member.

Making this decision was extremely difficult for me, since the fighting and struggle on achieving human rights and Kontras support on it still needed. But the idea for me is not to leave the value and spirit; I am still there with Kontras and other human rights defenders around the world.

I have been elected as the Executive Director of The Institute for Defense, Security and Peace Studies (IDPSPS). This is a new organization established in the beginning of 2006 to support research, advocacy and campaign on rights based security sectors issues, by some human rights activist, journalist and academician from different groups to strengthen security sector reform and democratization in Indonesia.

In IDSPS, I replaced my colleague Sri Yunanto, whose has been selected for Fulbright Scholarship grantee to pursue PhD at USA, exactly in Western Michigan University.

In the other hand, I already finished my work as the Secretary General of the Federation of Kontras for period 2004-2007. The 2nd Congress of the Federation in 23-25 July 2007 at Banda Aceh elected Oslan Purba from Kontras North Sumatera as the New Secretary General for period 2007-2010.

Most of all, on a personal level, I will really miss my colleagues and partners in the field with whom I have had the honour to work during my activity in Kontras.

Please keep in mind that while I will no longer work with you in an official KONTRAS capacity, I will look for ways to continue collaborating on different work personally or trough IDSPS. I cannot thank you enough for the privilege of working with and learning from you.

Please keep in touch and I’m sure that we will meet again.